Rabu, 14 April 2010

Pendididan Indonesia dan Ujian Nasional

Ujian Nasional terus saja mendapatkan sorotan dari tahun ke tahun. Perubahan standar nilai kelulusan memang berdampak positif bagi kualitas pendidikan nasional. Namun disamping itu pula, ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan. Masalah Psikologis siswa salah satunya.

Meskipun ujian nasional telah berlalu, semua siswa-siswi Indonesia masih cemas menunggu pengumuman hasil ujian nasional pada akhir bulan April 2010. Mereka berharap agar lulus dari Ujian Nasional dan bisa melanjutkan pendidikan ke bangku perguruan tinggi. Melihat kondisi psikologis peserta yang tertekan dengan adanya Ujian Nasional, membuat banyak pihak bertanya apakah Ujian Nasional diperlukan atau tidak.

Dilihat dari tujuan, Ujian Nasional dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Selama ini kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia tidak sama. Kualitas pendidikan di pulau Jawa tentu tidak sama dengan kualitas pendidikan di pulau Papua. Dengan pelaksanaan ujian nasional ini akan diketahui kualitas pendidikan di masing-masing daerah, sehingga pemerintah bisa mengatasi ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Namun dalam kenyataannya, pemerintah pusat ataupun daerah lambat mengatasi ketimpangan kualitas pendidikan di negeri ini. Di daerah-daerah terpencil, masih banyak infrastruktur pendidikan yang tidak layak untuk dipakai sebagai tempat melaksanakan proses pembelajaran. Dilihat dari sisi pelaksanaan ujian nasional, banyak terjadi pelanggaran dan kecurangan-kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan ujian nasional. Di berbagai daerah, banyak ditemukan kasus-kasus kecurangan selama ujian nasional berlangsung seperti oknum guru yang membocorkan jawaban ujian nasional, tersebarnya jawaban sebelum pelaksanaan ujian nasional dilakukan. Berbagai kecurangan yang terjadi di berbagai daerah ini, menyentuh rasa ketidakadilan bagi pelajar-pelajar di daerah lain yang telah berjuang agar bisa lulus ujian nasional dengan cara yang jujur. Sudah seharusnya pelaku kecurangan ujian nasional tersebut diberi sanksi pidana agar di tahun berikutnya tidak terjadi lagi kasus-kasus kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional.

Berbagai problematika yang mewarnai pelaksanaan ujian nasional tersebut seharusnya menjadi bahan koreksi bagi pemerintah agar ke depan pelaksanaan ujian nasional menjadi lebih baik. Selain meningkatkan standar kelulusan ujian nasional tiap tahunnya, pemerintah wajib memperbaiki semua infrustruktur pendidikan yang ada di negeri ini, agar tidak terjadi lagi ketimpangan kualitas pendidikan antar daerah. Anggaran pendidikan 20% yang diamanatkan oleh konstitusi sudah direalisasikan oleh pemerintah, namun belum mampu mengatasi masalah infrastruktur pendidikan, karena anggaran 20% pendidikan tersebut lebih banyak dipakai untuk belanja pegawai dibandingkan meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, BUMN seharusnya diikutsertakan untuk membantu pembiayaan pendidikan Indonesia agar permasalahan kualitas infrastruktur pendidikan ini bisa segera teratasi.

Jumlah dan kesejahteraan tenaga pengajar (guru) di daerah terpencil juga harus diperhatikan. Pemerintah wajib menjamin kesejahteraan guru di daerah terpencil. Keluhan yang dirasakan oleh guru yang mengajar di daerah terpencil adalah pembayaran gaji yang selalu terlambat. Kejadian ini membuat guru-guru tersebut tidak bisa konsentrasi mengajar karena harus memikirkan kelangsungan hidupnya. Dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan tenaga pengajar diharapkan kualitas pendidikan Indonesia semakin meningkat sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kelulusan peserta ujian nasional.

Sumber : artikelgratis.net

Tidak ada komentar: